ALLUVIAL GOLD
Emas Hasil Mendulang |
Suatu endapan alluvial dapat terjadi karena adanya proses erosi pada batuan asal yang terdapat di hulu, dan kemudian tertransportasi sampai ke suatu titik rendah dan terendapkan sebagai alluvial. So itulah alluvial dapat berupa pasir, clay, maupun boulder kerakal. Ketebalan alluvial tidak terlalu tebal umumnya antara satu kaki sampai 10 kaki itu sudah bagus. Kalau ada alluvial dengan ketebalan di atas 3 meter sudah sangat bagus sekali, maknanya daerah tersebut secara perlahan menjadi daerah sedimentasi lebih kuat dan terjadi penurunan permukaan secara perlahan, sehingga terbentuk endapan yang tebal.
Rate of subsidence vs Rate of Deposition.
Dengan kecepatan peneuruan dasar cekungan yang sama dengan kecepatan pengendapan maka akan terjadi suatu sedimen yang tebal dan halus. Hal sebaliknya kalau kecepatan penurunan dasar cekungan kalah cepat dengan kecepatan sedimentasi, maka akan menghasilkan lapisan sedimen atau alluvial yang tipis saja.
Alluvial Gold
Hubungannya dengan kejadian emas hanyutan, atau alluvial gold, maka sedimen yang ada merupakan hasil erosi batuan termineralisasi di bagian hulu, kemudian tertransportasi sampai ke suatu lingkungan pengendapan alluvial, maka terjadilah alluvial mengandung emas.
Emas di dalam alluvial dapat berupa emas kasar berukuran butir nyata, maupun emas yang halus, kurang nampak dengan kasat mata. Tergantung dari pada sumber tempat erosinya dan jarak transportasinya, semakin jauh jarak transportasi maka akan tersedimentasikan butiran sedimen halus dan emasnya juga emas halus. Contoh emas di tepi pantai lebih halus dari pada emas yang di dapatkan di endapan sungai bagian hiliran.
Bagaimana mengukur Resources Alluvial Gold
Suatu sumber daya emas alluvial, sangat sulit untuk mengukur seberapa jumlah cadangan sumber dayanya, secara akurat. Satu cara untuk pendekatan pada keadaan ini adalah melakukan test pit sumur uji sebanyak banyaknya, dengan melakukan panning , mendulang di setiap test pit.
Maka hasil butiran emas secara mendulang dapat di konversikan untuk melakukan pendekatan perhitungan jumlah cadangan sumber daya emas alluvial.
Meski cara ini kurang tepat , akan tetapi setidaknya dengan cara ini lebih mendekati keadaan, tergantung kepada test pit dan data hasil mendulang. Dengan mengkonversikan :
- Butir Kasar = 0.01 gram
- Butir Medium = 0.005 gram
- Butir Halus = 0.001 gram
- Asumsi setiap mendulang 25 Kg material pay dirt.
Sebagai contoh:
Sudah dilakukan 10 x mendulang dengan hasil : Gram Kasar, Medium , Halus
- Titik A : 12 , 22 , 36
- Titik B : 10 , 25 ,0
- Titik B : 6 , 20 ,19
- Titik B : 18 , 30 ,43
- Titik B : 5 , 13 ,30
- Titik B : 11 , 25 ,31
- Titik B : 16 , 25 , 29
- Titik B : 8 , 45 , 40
- Titik B : 10 , 25 ,18
- Titik B : 15 , 20 , 37
Kalau di hitung , maka lokasi alluvial tersebut mempunyai jumlah sumber daya terkira melalui perhitungan manual dari data hasil tespit sebagai berikut:
Melihat hasil yang demikian tersebut, maka saya merekomendasi bahwa lokasi sepanjang data diperoleh ini , dapat dilanjutkan ke tingkat operasi tambang emas alluvial.
Sedang untuk lebih jauh lagi , maka harus dilakukan tes pit di lokasi selanjutnya. Saya tidak dapat mempergunakan data di lain lokasi untuk diterapkan di lokasi baru, sebab akan banyak perbedaan, dan semakin tidak akurat pendekatan perhitungan sumber dayanya.
Meskipun demikian, dalam saya memperhitungkan suatu daerah untuk mengkaji layak atau tidaknya untuk ditingkatkan ke level operasi tambang, maka saya akan melihat juga pertimbangan jenis sedimen melihat dari lubang tes pit, maka data dan dokumentasi sangat penting .
Selain itu pertimbangan kesalahan manusia gelogist dalam memperhitungkan apa yang dilihat dan didiskripsi, maka sebaiknya di kalikan sebagai faktor keyakinan misalnya 90%, atau 80% yakin.
Sebab pertimbangan ini akan menjadi dasar menentukan keputusan investasi bagi para pihak yang sedang melakukan bisnis. Oleh sebab itu berikanlah sebaik seakuratnya data yang dapat diperoleh baginya.
0 Response to "ALLUVIAL GOLD"
Post a Comment