Banjir Bencana apa Rahmat
Sunday, January 5, 2020
Akhir akhir ini di awal tahun 2020 negri ini dilanda air banjir di mana mana. Tidak saja di Jakarta , akan tetapi juga di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sumatra , Pulau Sangihe dan masih ada lainnya
Mari kita sejenak melepas kesedihan , dengan menelaah tentang air bah ini. Semua kalau disebut bencana boleh, tapi di sebut rahmat juga boleh. Yang pastinya ada korban jiwa, meskipun itu datang dari langit sekalipun airnya .
Proses alam kah?
Banjir merupakan proses alam yang kurang tepat. Loh kenapa kurang tepat.
Mestinya bagaimana?
Air hujan dari proses alam yang dicurahkan dari langit selayaknya turun menyentuh dedaunan dan ranting pepohonan hijau dahulu. Itu jaman dahulu kalau bumi ini belum ada manusia yang menebang pepohonan.
Lantas sekarang kenapa?
Soalan klasiknya akibat langsungnya jatuhan air dari langit bersama sama sekian banyaknya. Maka terakumulasi air tersebut sebelum habis di serap bumi. Oleh sebab itu jadi lah aliran "Run Off".
Kalau ukuran sekedar kecil saja , tiada masalah. Akan tetapi kalau ukurannya menjadi besar maka jadilah air bah atau Banjir.
Jadi kenapa asal muasal terjadinya banjir? terjawab kan.
Bagaimana cara mengurangi banjir?
Menghijangkan datangnya banjir tidak mungkin lah, akan tetapi kalau mengurangkan boleh lah.
Caranya perbanyak tanaman yang berakar ke tanah.
Membuat lubang penyerapan di mana mana, di halaman, di jalan, di trotoar, di kampung kampung dan sebanyak banyaknya.
Penghijauan lahan kosong, taman dengan pohon berakar adalah satu cara, dan banyak lagi lainnya.
Kesadaran dan kemauan manusia tinggal di muka bumi untuk membuat pepohonan hidup merupakan karya besar dalam memotong perjalanan air permukaan.
Banyak sedikitnya air mengalir di suatu aliran atau badan sungai merupakan perwujudan dari seberapa luas area tangkap hujan yang menampung air hujan di suatu daerah. Hal ini disebut " Catchment Area"
Jadi seberapa besar dan jumlah air yang dicurahkan dapat dihitung dengan mengukur seberapa milli curah hujannya di kalikan luas area. Dalam ukuran meter cubik air.
Volume Air = curah hujan x luas catchment area
Akibat Perubahan Hutan menjadi Bangunan
Seiring majunya peradapan manusia, juga majunya pelebaran tempat tinggal atau hunian sehingga berdampak pada berkurangnya ara hijau.
Inilah mengurangnya peresapan dan tadah hujan. Kejadian ini berlangsung scara perlahan semakin bertambah dan bertambah .
Apalagi kalau tidak ada ketegasan penguasa untuk menjaga jalur hijau tersebut. Pada akhirnya terjadi saling menyalahkan, antara hulu dan hilir. Inilah kejadian alam awal mula menjadi bencana.
Dan siapa yang bertanggung jawab....tidak pernah ada jawabannya. Dan hanya Allah saja yang Maha Tahu dan Kuasa atas segala sesuatu di dunia ini.
Kalau sudah dapat di ketahui lantas apa tindakan prefentifnya?
Mari kita sejenak melepas kesedihan , dengan menelaah tentang air bah ini. Semua kalau disebut bencana boleh, tapi di sebut rahmat juga boleh. Yang pastinya ada korban jiwa, meskipun itu datang dari langit sekalipun airnya .
Proses alam kah?
Banjir merupakan proses alam yang kurang tepat. Loh kenapa kurang tepat.
Mestinya bagaimana?
Air hujan dari proses alam yang dicurahkan dari langit selayaknya turun menyentuh dedaunan dan ranting pepohonan hijau dahulu. Itu jaman dahulu kalau bumi ini belum ada manusia yang menebang pepohonan.
Lantas sekarang kenapa?
Soalan klasiknya akibat langsungnya jatuhan air dari langit bersama sama sekian banyaknya. Maka terakumulasi air tersebut sebelum habis di serap bumi. Oleh sebab itu jadi lah aliran "Run Off".
Kalau ukuran sekedar kecil saja , tiada masalah. Akan tetapi kalau ukurannya menjadi besar maka jadilah air bah atau Banjir.
Jadi kenapa asal muasal terjadinya banjir? terjawab kan.
Bagaimana cara mengurangi banjir?
Menghijangkan datangnya banjir tidak mungkin lah, akan tetapi kalau mengurangkan boleh lah.
Caranya perbanyak tanaman yang berakar ke tanah.
Membuat lubang penyerapan di mana mana, di halaman, di jalan, di trotoar, di kampung kampung dan sebanyak banyaknya.
Penghijauan lahan kosong, taman dengan pohon berakar adalah satu cara, dan banyak lagi lainnya.
Kesadaran dan kemauan manusia tinggal di muka bumi untuk membuat pepohonan hidup merupakan karya besar dalam memotong perjalanan air permukaan.
Banyak sedikitnya air mengalir di suatu aliran atau badan sungai merupakan perwujudan dari seberapa luas area tangkap hujan yang menampung air hujan di suatu daerah. Hal ini disebut " Catchment Area"
Jadi seberapa besar dan jumlah air yang dicurahkan dapat dihitung dengan mengukur seberapa milli curah hujannya di kalikan luas area. Dalam ukuran meter cubik air.
Volume Air = curah hujan x luas catchment area
Akibat Perubahan Hutan menjadi Bangunan
Seiring majunya peradapan manusia, juga majunya pelebaran tempat tinggal atau hunian sehingga berdampak pada berkurangnya ara hijau.
Inilah mengurangnya peresapan dan tadah hujan. Kejadian ini berlangsung scara perlahan semakin bertambah dan bertambah .
Apalagi kalau tidak ada ketegasan penguasa untuk menjaga jalur hijau tersebut. Pada akhirnya terjadi saling menyalahkan, antara hulu dan hilir. Inilah kejadian alam awal mula menjadi bencana.
Dan siapa yang bertanggung jawab....tidak pernah ada jawabannya. Dan hanya Allah saja yang Maha Tahu dan Kuasa atas segala sesuatu di dunia ini.
Kalau sudah dapat di ketahui lantas apa tindakan prefentifnya?
- Banyak hal dapat di lakukan sehubungan dengan Saluran , sungai dll, misalnya dengan membersihkan badan alur dari sampah dan bangunan liar.
- Menjaga laju alur tetap terkontrol, misal dengan bendungan sela, pengurang laju air
- Membuat dan menambah Vegetasi untuk atasi penyerapan air permukaan
contoh resapan - Menjaga ekosistem atas dampak pembangunan, hunian , infrastruktur dan sebangsanya yang kurang terkontrol
- Hidupkan semangat kebersihan atas sampah rumah tangga, di rumah, di jalan dan di tempat umum.
- Sadarkan masyarakat akan kebersihan lingkungan
- Partisipasi atas penjagaan lingkungan.
- Bahwa lingkungan hidup kita bukan hanya tanggung jawab kepala atau pimpinan instansi saja, akan tetapi semua yang hidup tinggal di dalamnya menjadi berkait erat dengan masalah ini.
- Pemahaman akan lingkungan sebaiknya di berikan lebih dini melalui game, play group, SD, SMP, TK, MTS,MAN bahkan semua organisasi, semua penjual pedagang aset besar wajib ikut mengkumandangkan arti lingkungan, sampah , dan akhir nya pada banjir.