Cyanidasi Digunakan Pada Tambang Emas Belanda di Bengkulu
Gambar Lubang Kacamata dan tambang dulu |
Suatu hari ketika saya diajak jalan jalan sahabat ke suatu daerah di Bengkulu , ternyata sekarang sudah kota ini bukan seperti saatnya Proklamator Bung Karno dibuang oleh Penjajah Kompeni Belanda dahulu, melaikan sudah berubah total. Bengkulu yang sekarang adalah sebuah kota yang ramah turisme dan banyak sudut atau objek yang menarik.
Mendengar Bengkulu bukan saja teringat pelajaran sejarah dulu bahwa tempat ini menjadi tempat diasingkannya Bung Karno oleh penjajah Belanda pada tahun 1938 waktu itu yang mana sang pencetus kemerdekaan itu dipindahkan dari pngasingannya di Flores.
Sekarang banyak tempat dan satu destinasi wisata yang menarik terdapat di wilayah Bengkulu, baik sisi sejarah, lokasi indahnya, wisata alam, dan wisata kuliner . Intinya daerah ini telah banyak berbenah dan menjadi impian baru, menurut saya.
Bukan hal itu yang ingin saya unjurkan di sini, melainkan di Bengkulu sudah menjadi tempat adanya sumber daya alam emas yang besar terdapat di beberapa lokasi, seperti di Lebong yang mana Belanda sudah mengeksploitasi sejak 1906, bahkan sebelum ini.
Menurut penuturan sejarah orang tua tua dan banyak saksi gambar foto lama yang sempat saya lihat di Hotel tempat menginap, bahwa Bukan alang alang Belanda menambang kekayaan bumi Indonesia di Lebong, melainkan sudah dengan teknologi yang cangguh pada masa itu.
Lokasi yang banyak dikenal masyarakat sehingga sekarang adalah "Lubang Kacamata" yang menurut sejarahnya opereasinya berjalan sejak 1900 sampai 1936 dan telah mengenal teknologi Cyanidasi yang sangat ampuh untuk mengambil emas dari dalam batuan.
Konon Lubang Kacamata mempunyai kedalaman sampai 400 meter dari permukaan, terbukti ada 12 horizonta adit dari shaft utama yang berjarak masing masing sekitar 25 meter kedalam. belum lagi drift dan incline yang juga sudah pernah dibuat.
Emas di Lebong kononnya terdapat pada urat Quartz dan mempunyai kadar rata rata 40 gr/ton , tentu menjadi sebuah sumber daya alam yang menggiurkan pada waktu jaman penjajah Belanda.
Kabar burung yang lain bahwa emas dari Sumatra ini dalam bentuk batangan dibawa Belanda melalui Philipina trus lewat Malaysia atau Thailand . Bukti bahwa diketemukan adanya batangan emas dari Sumatra ini di negara tetangga.
Sebab total sejak beroperasi dari tahun 1900 sampai 1936 The Ducth Mijne Matscapai telah memproduksi hampir 1,35 juta Troy Oz. Banyak ya.... atau sekitar 41,98 juta gram.
0 Response to "Cyanidasi Digunakan Pada Tambang Emas Belanda di Bengkulu "
Post a Comment