John Lewis Yang Inspiring


Tiga mantan presiden dan lusinan pejabat lainnya tertarik ke Gereja Baptis Ebenezer pada hari Kamis untuk mengucapkan selamat berpisah kepada John Lewis, raksasa Kongres dan era hak-hak sipil yang protes berani menjamin tempat di sejarah Amerika. 

Tetapi bahkan ketika pemakaman melihat kembali ke umur panjang Tuan Lewis, itu juga sangat terfokus pada keadaan kacau di negara saat ini.

Pidato paling tajam datang dari mantan Presiden Barack Obama, yang mengeluarkan kritik pedas terhadap pemerintahan Trump, kebrutalan petugas polisi terhadap orang kulit hitam dan upaya untuk membatasi hak memilih bahwa  Lewis telah menumpahkan darahnya untuk diamankan.

Nada politik upacara itu tidak mengejutkan. John Lewis, yang meninggal 17 Juli pada usia 80 setelah pertempuran dengan kanker pankreas, telah menghabiskan lebih dari tiga dekade di Kongres sebagai duri di pihak administrasi Republik. Dan dia dan Presiden Trump telah berdagang secara terbuka sejak sebelum Trump menjabat.
 
Pak Obama membandingkan Lewis dengan seorang nabi Perjanjian Lama dan memuji dia karena secara langsung membuka jalan bagi presiden kulit hitam pertama bangsa. Dia juga membidik pasukan yang katanya bekerja melawan kesetaraan untuk orang Amerika berkulit hitam dan orang-orang tertindas lainnya yang telah dihabiskan oleh John Lewis seumur hidup.
 
"Bull Connor mungkin sudah tiada," kata Obama, merujuk pada komisioner keselamatan publik Birmingham, Ala., Era 1960-an, yang menembaki selang kebakaran dan anjing-anjing kepada para pemrotes hak-hak sipil. "Tapi hari ini, kita saksikan, dengan mata kepala sendiri, petugas polisi berlutut di leher orang kulit hitam Amerika."

George Wallace, gubernur Alabama yang mendukung segregasi dan menggunakan bahasa rasis, mungkin juga akan pergi, lanjut Obama. "Tapi kita bisa menyaksikan agen pengiriman pemerintah federal menggunakan gas air mata dan pentungan melawan demonstran yang damai."

Dan sementara tes jajak pendapat yang tidak dapat diatasi untuk orang kulit hitam mungkin merupakan sesuatu dari masa lalu, Obama mengatakan, "Bahkan ketika kita duduk di sini, ada orang-orang yang berkuasa yang melakukan upaya terkutuk mereka untuk mencegah orang dari memilih dengan menutup lokasi tempat pemungutan suara, dan menargetkan minoritas dan siswa dengan undang-undang ID terbatas, dan menyerang hak suara kami dengan ketepatan bedah. "

Kritik itu menimbulkan tepuk tangan meriah dari hadirin yang diundang hanya di Gereja Baptis Ebenezer, lembaga terkenal yang dihadiri oleh Lewis dan di mana Pendeta Dr. Martin Luther King Jr., mentor dan sekutu Mr. Lewis, pernah berkhotbah.

Ini semua menurut sumber dari surat kabar di Amerika itu adalah nyata dan tidak disensor meski penguasa kurang respek terhadap kebangkitan kulit hitam disana Sejak kejadian beberapa minggu lalu.

Inspirasi

Apa yang terjadi pada diri karir John Lewis merupakan hal yang mungkin hanya bisa terjadi di negaranya Donald Trump saja, karena memanglah sejarahnya negara sana berbeda jauh dengan yang terjadi di sini.

Namun inspirasinya tentang kepemimpinan, kepeloporan dan tauladan yang baik membawanya ke level yang sekarang dapat disaksikan semua orang, bahkan sampai meninggalnya pun masih menjadi sosok yang diperhatikan orang secara respek yang baik.

Kalau diibaratkan disini mungkin bentuknya berbeda, namun ada hal yang mirip meski tak sama. Adalah hak hak orang yang sering ditepikan dan banyak lagi lainnya. Ini mungkin tidak transparan atau tidak jelas What, Why dan Who yang ada dihadapan kita di sini.

Saya setuju kalau memang sulit untuk memberlakukan semua nya mempunyai hak sama sama semua. Dalam kehidupan manusia ini ada saja yang tidak dapat sama persis, sifat manusiannya mungkin yang berpengaruh. Secara subjectif ada saja orang itu. Entah itu sifat baik atau kurang baik saya tak paham, hanya menurut umum bagaimana.

Yang salah jadi benar yang benar jadi salah, itu bisa saja terjadi , karena kalau sudah bicara pada benda benda hal hal semacam ini, sifatnya jadi semipermeable. Duduk dimana kita ini, atau mau kemana kita ini. Ikut sini salah ikut situ salah juga.......absurd lah kata peribahasa.

Apalagi kalau ditunjang dengan situasi yang sedang melanda akan adanya pandemi Corona Virus dimana mana. Jelas ini menghambat apa yang namanya sosialisasi dalam tatanan kemasyarakat saat ini.

Hari ini Hari Raya Idul Adha, umumnya masyarakat mengadakan silahturahmi saling bersalaman ..tapi kan tidak boleh . Mau solat berjamaah juga belum dianjurkan, mau berkumpul memotong kurban..adakah juga tidak bisa.  Selebihnya terserah anda menerjemahkan.

Pastinya situasi seperti sekarang adalah jaga baik baik kesehatan dan perlindungan diri sendiri sendiri dan kluarga anda.

Maknai hari ini dengan saling bersahabat bagaikan rantai , rantai kehidupan , rantai yang merasuk sampai dalam jiwa. Sehingga begitu berartinya sebuah sahabat, bukan saja sebagai teman biasa tetapi sebagai saudara yang bukan sedarah. Ini akan lebih berarti, lebih akrab asyik masyuk dalam kebersamaan.

teruslah dibina akan kebaikan dan keteladanan seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim pada masanya. Begitu kawan , sahabat, handai taulan saudaraku semua yang ada di mana mana. Salam..sejahtera dari saya.

Penyakit itu tidak wujud, akan tetapi sakitnya terasa.
Bagaimana mengenali, lalu menghindari
Jaga diri itu lebih hati hati
Selamat Hari Raya Idil Adha
Mohon Maaf Lahir Batin 
31 Juli 2020
Ruby Silica Putri care environment from garbage , how solve the trust, rubbish , safe the environment for future

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel