Cerita Iedul Adha Dulu Dan Sekarang

Kambing sehat dan berdaging
Ayah bercerita tentang situasi saat ini berbeda dengan situasi dulu semasa masil kecilnya ayah. Bahwa soal berqurban kambing meski piara dulu sebulan dua bulan atau bahkan tiga bulan. 

Berbagai alasan mengapa demikian, karena semua anak anak menginginkan kambing qurbanya dapat dipelihara , makan dan minumnya supaya gemuk saat akan dipotong pada Hari Raya Qurban. 

Nah biasanya disini anak anak semua berlomba untuk menjadikan kambingnya yang paling berat dan paling sehat. Inilah yang paling terkesan kata ayah. Begini ceritanya menurut penuturan ayah saya.

Sekeranjang rumput
Saya adalah penganut agama Islam sejak dilahirkan , meski masih "rubuh rubuh gedang" akan tetapi ibu selalu membawaku ke tempat mushala untuk belajar mengaji. Masa kecil dulu merupakan masa yang sedang suka bermain dan bermain jadi kalau lepas pengawasan yang mengantar saya langsung kluar dan lari bermain main dengan kawan kawan diluar.

Secara kebetulan tidak begitu ketat ibu guru ngajinya, jadi saya dapat suka suka lari dari mushala. Yang saya ingat bahwa kalau mau Qurban kambing, maka orang tua kami telah membelikan kambing sejak 3 bulan sebelum hari H.

Nah dimasa tiga bulan inilah kami berkesempatan memelihara kambing, demikian juga kawan kawan lainnya. Semua anak anak sebaya saya memelihara kambing Qurban tersebut masing masing. Dan kami semua merasa senang dapat memelihara meski hanya dua atau tiga bulan saja. 

Mencarikan rumput , setiap pulang dari sekolah , selepas Dhuhur langsung kami pergi mencarikan makan untuk kambing kita masing masing. Disinilah ada kesan yang teringat bahwa "ngarit" adalah, susah susah sedikit tetapi memberikan arti berdekat kebersamaan dengan teman di kampong waktu itu.

Dalam hal ini ada satu makna yang saya rasakan sekarang bahwa lain dulu lain sekarang. Kalau dulu kita lebih baik membeli lebih awal , akan murah dan harus memelihara sehingga Kambing jadi gemuk dan sehat, karena diberi makan sepuasnya .

Sedang jaman sekarang untuk Qurban tinggal beli dan besok dua hari lagi dapat dipotong. Tidak tahu apa kambing Qurban tersebut di tempat jual apa sudah betul  baik baik dikasih "ramban" atau umpan makan atau belum.

Adanya yang sering saya lihat kalau ditempat jualan kambing, ya sekedar saja diberi makan, sampai si hewan dapat dijual atau laku dibeli orang.  maka tak hran kalau banyak yang cuma besar tulangnya, sedang dagingnya agak kurusan. Masih mendingan kalau masih tergolong sehat dan boleh masuk syarat sebagai kambing Qurban.

Berlomba diam diam

Ngarit Suket sepulang sekolah
Pada masa masa itu secara diam diam kami berlomba dengan teman teman, gemuk mana kambing masing masing dan ketahuannya nanti kalau sudah dipotong, menjadi berapa "pontho" inilah seninya semasa kecil dulu.

Lebih lebih untuk mencari rumput istilahnya "ngarit" , masing masing dulu duluan sampai ditempat yang lahan rumput yang masih belum dijamah , sehingga cepat dapatkan penuh keranjangnya.

Ukuran keranjang juga dibuat secukup untuk ukuran kami nak kanak kecil , jadi mampu mengangkat dan taruh di atas kepala. Dalam hal ini sungguh yang berkesan kalau sudah rumput penuh satu keranjang, dan pulang bersama sama semacam festival cari rumput, asyik sambil cerita sambil arah pulang membawa makanan kambingnya masing masing.
Ruby Silica Putri care environment from garbage , how solve the trust, rubbish , safe the environment for future

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel